Jumat, 14 Mei 2010

BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI PENUTUP ATAP BANGUNAN


Wah.. Lama gak ngisi halaman blog nih!! Nah, biar singkat kali ini kita bahas dikit tentang penutup atas bangunan rumah dan sejenisnya khususnya tentang pilihan struktur rangka yang kita gunakan.

Ada berbagai macam jenis penutup bahan rangka atap yang dipasarkan di indonesia, mulai dari bahan kayu, baja ringan, baja berat, pipa slinder, dll. Pertanyaannya, diantara semua itu dimanakah yang paling murah? Hehehe... anda mungkin mengira kalau bahan kayu-lah yang termurah, oow jangan salah, kelangkaan kayu / balok di Indonesia menyebabkan naiknya harga kayu, belum lagi izin penebangan hutan untuk kayu yang musti legal harus dibayar mahal, makanya gak salah kalo anda membeli furniture berbahan kayu utuh itu mahal, yang murah itu kalo bahannya dari limbah kayu, seperti serbuk gergaji yang kemudian di press dengan perekat hingga padat lalu di bungkus dengan bahan wallpaper, atau furniture limbah kayu dari sisa potongan-potongan yang kemudian di manipulasi/disambung dengan perekat sedemikian rupa hingga menyerupai balok kayu utuh, apalagi kalo udah disemprot dengan bahan cat yang bagus, mata pun akan tertipu... hehe gak panjang2 deh nanti pembahasannya melenceng!!

Sebenarnya kalo kita mencari bahan yang efektif dan efisien untuk pemakaian rangka atap sebagai pengganti balok kayu yang paling cocok adalah
Baja Ringan, (“bukan promosi yah? Karena tulisan ini gak nyebut merk, cuma mengenalkan saja..”)
Alasannya ; karena bahan
Truss yang satu ini memang betul-betul ringan (“yaa iyalah namanya juga baja ringan..”) kalo di bandingkan dengan balok kayu kelas I ukuran 5/7 itu perbandingannya bisa 1 : 3, itungannya 1 balok kayu berbanding 3 baja ringan, totalnya 7 – 10 kg/m2, ringan kan?? Yah, itu karena bahan dasar dari pabrikan memakai bahan Zinc Coating + Galvanize dengan lapis chromatic, gak hanya ringan tapi tentu juga kuat, truss pabrikan bersertifikat SNI rata-rata memiliki kekuatan tarik & tekan hingga 600 – 750 Mpa (normal 550 Mpa) dengan daya lentur minimal 2 %. Kelebihan memakai truss baja ringan adalah, efektif, efesien waktu, tahan karat, tahan api, dan mudah dalam pemasangan.


Satu hal yang perlu diketahui, bahwa pelaksanaan pemasangan rata-rata tiap perusahaan hingga distributor memakai tenaga kerja mereka sendiri karena sudah tentu berpengalaman di bidangnya, jadi gak bisa memakai tukang yang asal-asalan!
Distributor baja ringan juga biasanya mengeluarkan pemesanan per meter persegi untuk pemasangan rangka baja, kalau harganya yah sudah tentu bervariasi, tiap merek berbeda-beda, baik itu dalam kota ataupun luar daerah, tapi untuk memperkirakan harga sekitar *Rp. 120.000 – Rp. 140.000 / M2, yang totalnya di hitung dari volume luasan atap. Misal anda memiliki rancangan atap dengan luas volume 200m2, harga yang kita ambil adalah tengahnya *Rp. 130.000 (harga yang diberikan distributor) di kalikan dengan luas volume, maka harga yang anda keluarkan adalah Rp. 26 Juta (khusus rangka) diluar bahan penutup atap tentunya... masih cukup murah pabila anda memakai bahan kayu kelas II. (*Harga 2011)

Gambar dibawah menjelaskan beberapa contoh bentuk rangka yang bisa digunakan dalam konstruksi baja ringan.


Pemasangan baja ringan, di syaratkan berdiri di atas balok ringbalk sebagai syarat standar keamanan dan kekuatan kaku, karena kuda-kuda baja dikunci menggunakan baut dynabolt yang ditanam di ringbalk tersebut biasanya sebanyak 2 buah tiap titik, untuk jarak bentangan tiap kuda-kuda sepengetahuan saya sih maksimal 150cm dengan konstruksi sambungan baja pengunci memakai minimal 3 - 5 buah sekrup. Nah, jika anda memang betul-betul tertarik dan berniat menggunakan bahan
truss seperti ini, gak ada salahnya anda ikut andil mengawasi pengerjaannya.


NB :
Tulisan ini adalah sedikit banyak mengenalkan pembaca blog tentang apa Baja Ringan itu, bagaimana konstruksi yang digunakan oleh baja ringan, serta dimensi standar keamanan yang di syaratkan, karena belum banyaknya kepercayaan tentang penggunaan rangka baja ringan seperti ini, sekali lagi nih bukan promosi produk!! Tapi bagaimana kita mengurangi penggunaan bahan kayu yang kini semakin langka... Trims.